Kamis, 12 Desember 2013
Happy Birthay mom :)
Selamat
ulang tahun ibu tersayang, semoga panjang umur sehat selalu dan selalu
dalam lindungannya, tetap menyayangiku sampai nanti aku berharap masih mempunyai waktu lama untuk bersamamu {} :* ;) <3
Selasa, 10 Desember 2013
Makalah Sistem Informasi Infrastruktur
TUGAS SISTEM INFORMASI BISNIS
Sistem Informasi Manufaktur

Disusun
oleh:
Kelompok
7
Ketua
Kelompok
A. Ivan
Sanjaya (1216051002)
Nama
Anggota:
1.
Ahmad Nasirul Huda (1216051010)
2.
Apriana Dwifoni Putri (1216051018)
3.
Imade Widiyana (1216051050)
4.
Riza Merinda (1216051092)
5.
Yulia Asnita (1216051104)
Ilmu Administrasi Bisnis,
FISIP
Universitas
Lampung
2013
Kata
Pengantar
Puji
dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “ Sistem Informasi Manufaktur “
Dalam
penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
khususnya para mahasiswa/i Universitas Lampung
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.
Bandar Lampung , November 2013
Penulis
Daftar Isi
Kata
Pengantar……………………………………………………………………....i
Daftar
Isi…………………………………………………………………………….ii
BAB
I Pendahuluan…………………………………………………………………1
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………..1
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………….2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………...2
BAB II Kerangka Teori……………………………………………………………...3
2.1 Sistem Informasi………………………………………………………...3
2.1.1 Pengertian Sistem
Informasi…………………………………..3
2.1.2 Komponen Sistem
Informasi………………………………….4
2.2 Sistem Informasi Manufaktur…………………………………………...4
2.2.1 Pengertian Sistem
Informasi Manufaktur……………………..4
2.2.2 Manfaat Sistem
Informasi Manufaktur………………………..5
BAB III
Pembahasan………………………………………………………………..6
3.1 Peran
Komputer dalam Sistem Informasi Manufaktur………………….6
3.1.1
Komputer sebagai Bagian dari Sistem Fisik…………………..6
3.1.2
Komputer sebagai Sistem Informasi…………………………..8
3.2 Model Sistem Informasi
Manufaktur…………………………………...12
3.3 Penggunaan Sistem Informasi
Manufaktur Oleh Manajer……………...17
BAB IV Penutup……………………………………………………………………19
Kesimpulan………………………………………………………………….19
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….20
BAB
I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Dunia Industri selalu menghubungkan pemikiran
seseorang kepada sebuah prosedur input, proses, dan output. Ketiga hal ini
menjadi bagian penting dalam suatu perusahaan untuk mengolah data mentah
menjadi suatu keluaran. Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk
melangsungkan roda industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak
dapat menentukan kebijakan, keputusan, bahkan peraturan yang dapat menunjang
perbaikan maupun perkembangan perusahaan.
Manajemen manufaktur menggunakan komputer baik sebagai
sistem konseptual maupun sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik. Computer-aided design (CAD), computer-aided manufacturing (CAM), dan
robotik merupakan gambaran dalam penggunaan komputer dalam sistem produksi
fisik.
Semakin berkembangnya suatu zaman, perubahan pula
terjadi pada sistem manufaktur suatu pabrik. Komputer juga dijadikan sebagai
suatu sistem informasi untuk mengendalikan persediaan pada suatu pabrik.
Awalnya muncul sistem titik pemesanan kembali, kemudian berkembang menjadi MRP
(material requirements planning),
lalu MRP II (manufacturing resource
planning) dan terakhir menjadi JIT.
Sistem informasi manufaktur terdiri dari 3 subsistem
input dan 4 subsistem output. Kegiatan dari subsistem input yang kemudian mengarah
pada subsiem output yang nantinya akan menghasilkan produk untuk pemakai atau
konsumen.
Dengan demikian, perusahaan manufaktur perlu memiliki
sebuah sistem informasi yang dikhususkan pada departemen atau bagian
manufaktur. Hal ini diperlukan untuk membentuk proses bisnis yang lebih
menguntungkan bagi perusahaan.
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dalam hal ini yaitu mengenai:
1. Bagaimana
komputer berperan dalam sistem informasi manufaktur?
2. Bagaimana
model sistem informasi manufaktur?
3. Bagaimana
manajer menggunakan sistem informasi manufaktur?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
komputer berperan dalam sistem informasi manufaktur
2. Mengetahui
model sistem informasi manufaktur
3. Mengetahui
Bagaimana manajer menggunakan sistem informasi manufaktur
BAB II
Kerangka Teori
2.1 Sistem Informasi
2.1.1
Pengertian Sistem Informasi
Pengertian Sistem Informasi secara umum Sistem
informasi dapat didefinisikansebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi
yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media
prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan
jalur komunikasipenting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi
sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal
dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk
pengambilan keputusan.
Pengertian Sistem Informasi Menurut Para Ahli :
*
Menurut
Tata Sutabri, S.Kom., MM, 2005:36.
Sistem informasi adalah suatu
sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial
dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada
pihak luar tertentu dengan laporan–laporan yang diperlukan.
*
Menurut
Leitch Rosses (dalam Jugiyanto, 2005 : 11).
Sistem informasi adalah suatu
sistem didalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolah transaksi
harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan.
*
Menurut
O’Brien (2005, p5).
Sistem
informasi adalah suatu kombinasi terartur
apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti
lunak), computer networks and data communications (jaringan komunikasi),
dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi
di dalam suatu bentuk organisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar
2.1.2 Komponen Sistem Informasi.
Komponen dalam sistem informasi dijelaskan pada gambar
di bawah ini.
2.2 Sistem
Informasi Manufaktur
2.2.1 Pengertian
Sistem Informasi Manufaktur
Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku
menjadi produk. Proses ini meliputi perancangan produk, pemilihan material dan
tahap‐tahap
proses dimana produk tersebut dibuat.
Pengertian
manufaktur secara umum adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan
berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas perancangan produk, pembelian, pemasaran,
mesin dan perkakas, manufacturing, penjualan, perancangan proses, production control,
pengiriman material, support service, dan customer service.
Sistem Informasi
Manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer
yang bekerja dalam hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk
mendukung manajemen perusahaan dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan
manufaktur produk perusahaan yang pada dasarnya tetap bertumpu pada input,
proses dan output. Sistem ini digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang
meliputi seluruh kegiatan yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian
proses untuk memproduksi barang atau jasa.
2.2.2 Manfaat Sistem Informasi Manufaktur
Manfaat digunakannya sistem informasi
manufaktur di dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
1.
Hasil produksi
perusahaan lebih cepat dan tepat waktu karena sistem informasi manufaktur
menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.
2.
Perusahaan lebih cepat
memperoleh informasi yang akurat dan terpercaya.
3.
Arsip lebih terstruktur
karena menggunakan sistem database.
4.
Sistem informasi
manufaktur yang berupa fisik robotik, hasil produksi semakin cepat, tepat dan
berkurangnya jumlah sisa bahan yang tidak terpakai.
BAB
III
Pembahasan
3.1 Peran Komputer dalam Sistem Informasi Manufaktur
Perkembangan zaman yang semakin
canggih mulai mendarat pada produksi suatu produk dalam pabrik. Manajemen
manufaktur mencoba melibatkan komputer dalam pelaksanaan produksi untuk
produknya, yaitu sebagai bagian dari sistem fisik dan sebagai sistem informasi.
3.1.1
Komputer
sebagai Bagian dari Sistem Fisik
Telah
banyak yang dicapai dalam penggunaan mesin yang dikendalikan komputer di area
produksi. Mesin-mesin tersebut menggantikan kerja para pekerja. Mesin-mesin
berbiaya lebih murah daripada pekerja.
Usaha
untuk menggunakan mesin awalnya terdapat penolakan dari para pekerja, karena
mereka menganggap akan ada pengurangan karyawan. Namun semakin berkembangnya
zaman tadi, pekerja mulai dapat menerima karena akan mempermudah pekerjaan
mereka juga.
Elemen
yang menjadikan komputer sebagai bagian dari sistem fisik, antara lain:
Ø Computer-Aided Design
(CAD)
Computer-Aided Design (CAD)
semakin sering disebut computer-aided
engineering (CAE), melibatkan penggunaan komputer untuk membantu rancangan
produk yang akan dimanufaktur. CAD awal munculnya sekitar tahun 1960-an dan
kemudian diadopsi oleh pembuat mobil.
CAD
merupakan program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu
produk yang ingin digambarkan yang dapat diwakili oleh garis-garis maupun
simbol-simbol tertentu. CAD dapat berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi.
CAD digunakan untuk merancang segala sesuatu dari struktur rumit seperti
bangunan dan jembatan hingga bagian-bagian kecil, memperbaiki gambar dengan
menghaluskan garis.
Setelah rancangan tersebut dimasukkan
ke dalam komputer, engineer dapat menempatkan rancangan pada berbagai pengujian
untuk mendeteksi titik-titik lemah. CAD bahkan dapat membuat bagian-bagian
tersebut bergerak seperti yang sedang digunakan. Ketika rancangan itu selesai,
perangkat lunak CAD dapat mempersiapkan spesifikasi rinci yang diperlukan untuk
memproduksi produk itu yang disimpan dalam database rancangan.
CAD telah berevolusi dan terintegrasi
dengan perangkat lunak CAE dan integrasi itu dimungkinkan karena perangkat
lunak CAD kebanyakan merupakan aplikasi 3 dimensi atau biasa disebut solid
modelling yang memungkinkan memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita
buat secara realistik dan mempunyai properti seperti massa, volume, pusat
gravitasi, luas permukaan, dan lain-lain.
Ø Computer-Aided
Manufacturing
(CAM)
Computer-Aided
Manufacturing
(CAM) adalah penerapan komputer dalam proses produksi. Penerapan ini
seperti bor dan mesin bubut yang menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi
yang diperoleh dari database rancangan. Sebagian mesin produksi memiliki
mikropesesor yang telah terpasang dan sebagian dikendalikan oleh komputer mini.
Sebagian
besar otomatisasi pabrik saat ini terdiri dari teknologi CAM. Produksi dapat
berjalan lebih cepat dari presisi yang lebih tinggi daripada jika pekerja
manusia yang mengendalikan. Presisi yang lebih tinggi memungkinkan lebih
sedikit bagian yang cacat dan terbuang.
Ø Robotik
Penerapan
komputer yang lain dalam pabrik adalah robotik yang melibatkan penggunaan robot
industrial. Robotik merupakan alat yang secara otomatis menjalankan tugas-tugas
tertentu dalam proses manufaktur yang memungkinkan perusahaan untuk memotong
biaya dan mencapai tingkat kualitas yang tinggi, juga digunakan untuk melakukan
pekerjaan yang mengandung resiko seperti melakukan pekerjaan di tempat yang
bertemperatur tinggi sehingga mengakibatkan kinerja dan keefektifan robot
kurang maksimal.
3.1.2
Komputer
sebagai Sistem Informasi
Komputer
merupakan suatu sistem informasi dalam kegiatan manufaktur. Output dari sistem
informasi menufaktur digunakan untuk menciptakan dan mengoperasikan sistem
produk fisik.
Adapun
komputer sebagai sistem informasi berkaitan dengan:
v Sistem Titik Pemesanan
Kembali (Re-order Point/ROP)
Setelah komputer pertama diterapkan dan berhasil dalam
area akuntansi, komputer diberikan tugas mengendalikan persediaan. Pendekatan
reaktif yg sederhana yaitu menunggu hingga saldo suatu jenis barang mencapai
tingkat tertentu dan kemudian memicu pesanan pembelian atau suatu proses
produksi. Tingkat barang yang berfungsi sebagai pemicu disebut titikpemesanan
barang dan sistem yang mendasarkan keputusan pembelian pada titik pemesanan
kembali disebut sistem titik pemesanan kembali (re‐order point/ROP). Beberapa istilah dalam ROP antara
lain :
o
Stock‐out : kehabisan persediaan
o
Lead time : waktu yang dibutuhkan
pemasok untuk mengisi pesanan
o
Safety stock : persediaan aman
Rumus dalam menghitung ROP antara lain:
Keterangan:
Untuk
mengantisipasi terjadinya kehabisan persediaan, perusahaan akan melakukan
pesanan pada pemasok ketika saldo mencapai titik pemesanan kembali. Jumlah waktu
yang dibutuhkan pemasok untuk mengisi pesanan disebut juga dengan lead time.
Perusahaan
biasanya melakukan pemesanan sebelum stok habis sama sekali, dengan demikian
selalu ada kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatannya sambil
menunggu pengiriman dari pemasok yang belum datang, atau penggunaan stok akan
dikurangi selama jangka lead time. Jika kekosongan stok terjadi, perusahaan
tidak dapat menjalankan proses produksinya yang mengakibatkan perusahaan rugi.
Dengan
pengukuran yang teliti, maka bisa dilakukan pencadangan jumlah inventarisasi
ekstra atau sering disebut safety stock.
v Material Requirement
Planning (MRP)
MRP
dikembangkan pada tahun 1960‐an
oleh Joseph Orlicky dari J.I case company. MRP adalah suatu strategi material
proaktif yaitu mengidentifikasikan material, jumlah dan tanggal yang
dibutuhkan. MRP mempunyai 4 komponen meliputi :
1. Sistem
penjadwalan produksi menggunakan 4 file data dalam menyiapkan jadwal produksi
induk. Data input mencakup file pesanan pelanggan, file ramalan penjualan, file
persediaan barang jadi, dan file kapasitas produksi. Sistem ini menghasilkan
master jadwal produksi yang mencakup lead time terpanjang ditambah waktu
produksi terpanjang. Master production schedule memperoyeksikan produksi cukup
jauh ke depan untuk mengakomodasi proses produksi yang merupakan lead ime
pemasok dan waktu produksi terlama.
2. Sistem
MRP menguraikan tagihan material. Sistem ini mengubah kebutuhan bruto menjadi
kebutuhan netto.
3. Sistem
perencanaan kebutuhan kapasitas bekerja dengan sistem MRP utk menjaga produksi
dalam kapasitas pabrik. Setelah ada penentuan, sistem ini menghasilkan output
utama yaitu jadwal pesanann terencana, dan output lain seperti perubahan
pesanan terencana, laporan pengecualian, laporan kinerja, dan laporan perencanaan.
4. Sistem
pelepasan pesanan menggunakan jadwal pesanan terencana untuk input dan mencetak
suatu laporan pelepasan pesanan.
MRP
memungkinkan perusahaan untuk dapat mengelola materialnya secara lebih baik.
Perusahaan dapat menghindari kehabisan persediaan yang disebabkan oleh
penantian persediaan yang telah dipesan namun tidak tersedia. Juga dapat
mengetahui kebutuhan material masa depan, pembeli dapat merundingkan perjanjian
pembelian dengan pemasok dan mendapatkan rabat.
v Manufacturing Resource
Planning (MRP II)
MRP II mengintegrasikan semua
proses di dalam manufaktur yang berhubungan dengan manajemen material. MRP II
dikembangkan oleh Oliver Wight dan George Plossy. MRP II dapat menyediakan
informasi bagi sistem informasi eksekutif dan bagi sistem informasi fungsional
lainnya. MRP II juga bertukar informasi dengan subsitem informasi akuntansi
yang terlibat dalam arus material.
Manfaat MRP II, yaitu
1. Penggunaan
sumber daya yang lebih efisien yaitu dengan mengurangi inventori, lebih sedikit
waktu lebih sedikit kemacetan.
2. Perencanaan
prioritas lebih baik. Hal ini dengan memulai produksi lebih cepat dan jadwal
lebih fleksibel.
3. Meningkatkan
pelayanan pelanggan. Hal ini berkaitan dengan kesesuaian tanggal pengiriman,
meningkatkan kualitas, kemungkinan harga lebih rendah/murah.
4. Meningkatkan
moral dan semangat pekerja. Dengan hal ini pegawai dapat memperoleh keyakinan
dalam sistem yang menghasilkan koordinasi antardepartemen lebih baik.
5. Informasi
manajemen yang lebih baik. Manajemen dapat menggunakan output sistem untuk
memperoleh pandangan yang lebih baik mengenai sistem produksi fisik dan untuk
mengukut kinerja sistem tersebut.
v Pendekatan Just
In Time (JIT)
Pendekatan JIT merupakan pendekatan yang berhubungan
dengan penjadwalan material sebagai bahan baku agar tiba tepat waktu. Hal
ini menjelaskan bahwa JIT menekankan
waktu dan penggunaan sinyal nonkomputer, berbeda dengan MRP. MRP menekankan
pada perencanaan jangka panjang dan memerlukan komputer. JIT didasarkan pada
ukuran lot yang kecil. JIT berusaha untuk meminimalkan biaya inventarisasi
dengan cara memproduksi dalam jumlah yang lebih kecil. Lot size (ukuran
tumpukan) yang ideal akan menjadi satu dalam sistem JIT. Satu unit akan
bergerak dari workstation ke workstation berikutnya sampai produksinya selesai.
Pengaturan waktu menjadi kunci
Penting saat Pasokan bahan mentah datang dari pemasok sebelum penjadwalan
produksi mulai, tidak ada inventarisasi bahan mentah yang perlu dibicarakan.
Jumlah bahan mentah yang sedikit diterima sekaligus, karena mungkin pemasokmelakukan
beberapa kali pengiriman selama satu hari. Kebalikannya dengan MRP yang
menekankan perencanaan jangka panjang dan membutuhkan penggunaan komputer, maka
JIT menekankan pengaturan waktu dan penggunaan tanda non komputer karena cukup
menggunakan ”kanban” yang berarti kartu. Tujuan JIT adalah meminimalkan biaya
persediaan dan penanganan (keamanan dan asuransi).
3.2 Model Sistem Informasi Manufaktur
Sistem informasi manufaktur mencakup semua aplikasi
komputer dalam area manufaktur sebagai
sistem konseptual. Model sistem informasi manufaktur seperti gambar di bawah
ini.

v
Sub Sistem Input
Input
data berupa data internal dan data eksternal, data internal merupakan data
intern sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi
informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material,
mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan seperti
transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan lain‐lain.
Data
Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment)
yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna untuk
perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses..
Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah
tentang UMR, listrik, dll.
Sub
sitem input terdiri dari sistem informasi akuntansi, sub sistem industrial
engineering, dan subsitem intelejen manufaktur.
·
Sistem Informasi Akuntansi
Mengumpulkan
data intern yang menjelaskan operasi manufaktur dan data lingkungan yang
menjelaskan transaksi perusahaan dengan pemasok. Sebagai contoh,
pegawaiproduksi memasukan data ke dalam terminal dengan menggunakan kombinasi
media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Media berbentuk dokumen dengan bar code
yang dapat dibaca secara optik atau dengan tanda pensil yang dapat dibaca
secara optik, dan kartu plastik dengan garis‐garis
catatan yang dapat dibaca secara magnetis. Setelah dibaca data tersebut
ditransmisikan kekomputer pusat untuk memperbarui database.
·
Sistem Industrial
Engineering
Industrial
Engineering merupakan analisis sistem yang terlatih khusus yang mempelajari
operasi manufaktur dan membuat saran‐saran perbaikan. Industrial
engineering terdiri dari proyek‐proyek
pengumpulan data khusus dari dalam perusahaan yang menetapkan berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk suatu produksi.
·
Subsistem Intelejen
Manufaktur
Subsistem
intelijen manufaktur berfungsi agar manajemen manufaktur tetap mengetahui
perkembangan terakhir mengenai sumber‐sumber pekerja, material dan mesin.
Adapun
yang termasuk dalam sub sistem intelijen manufaktur adalah:
1. Informasi
pekerja, manajemen manufaktur harus memperhatikan serikat pekerja yang
mengorganisasikan para pekerja perusahaan. Baik dalam sistem kontrak, tak
berjangka maupun borongan.
2. Sistem
formal, manajemen manufaktur memulai arus informasi pekerja dengan menyiapkan
permintaan pekerja yang dikirimkan ke departemen sumber daya manusia dan data
dari berbagai elemen lingkungan yang menghubungkan kepada pihak pelamar.
3. Sistem
informal, arus informasi antar pekerja dan manajemen manufaktur sebagaian besar
bersifat informal arus itu berupa kontak harian antara pekerja dan manajer
mereka.
Kegiatan‐kegiatan
yang terjadi di dalam intelijen manufaktur:
Ñ
Pengumpulan (pendokumentasian)
data dari lingkungan
Ñ
Pengujian data,
Ñ
Pemeliharaan data,
untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
Ñ
Keamanan data, untuk
menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
Ñ
Pengambilan data dalam
bentuk laporan, untuk memudahkan pengolahan data yang lain.
v Sub
Sistem Output
Subsistem
Output adalah segala hal yang bersangkutan dengan
proses yang terjadi disetiap divisi kerja ataupun departemen yang mengukur
produksi dalam hal waktu, menelusuri arus kerja dari satu langkah ke langkah berikutnya.
a) Subsistem
Produksi
Jadwal produksi menentukan kapan
tahap-tahap proses produksi akan dilakukan. Saat pekerjaan dilakukan, pekerja
menggunakan terminal pengumpulan data untuk mencatat waktu mulai dan selesai
tiap tahap. Data terminal mencerminkan tanggal dan waktu penyelesaian aktual, yang dapat dibandingkan dengan angka-angka
yang direncenakan.
b) Subsistem
Persediaan
Tingkat persediaan perusahaan
sangat penting karena menggambarkan investasi yang besar dimana suatu barang
dipengaruhi oleh jumlah unit yang dipesan dari pemasok setiap kalinya, dan
tingkat persediaan rata‐rata
dapat diperkirakan dari separuh kuantitas pesanan ditambah safety stock.
Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding, safety
stock , dan lain‐lain
berdasarkan hasil pengolahan data dari input, biasanya memiliki proses
pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Dan fungsi
dari sub sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi saat
persediaan diubah dari bahan mentah menjadi bahan jadi.
*
Pentingnya
Tingkat Persediaan
Tingkat persediaan perusahaan
sangat penting karena menggambarkan investasi yang besar. Uang yang tertanam
dalam persediaan tidak dapat digunakan untuk hal-hal yang lain. Tingkat
persediaan suatu barang tertentu terutama dipengaruhi oleh jumlah unit yang
dipesan dari pemasok setiap kalinya. Tingkat persediaan rata-rata dapat
diperkirakan separuh kuantitas pesanan ditambah safety stock. Penentuan kuantitas pemesanan terbaik dipengaruhi
oleh dua biaya-biaya pemeliharaan dan biaya pembelian.
*
Biaya
Pemeliharaan
Biaya tahunan menyimpan suatu
persediaan tergantung pada jenis material yang disimpan. Misalnya, perusahaan
farmasi yang menyimpan produk obat dalam ruang yang lingkungannya terkendali
terkendali (suhu, kelembaban, dsb) serta dengan keamanan ketat akan menanggung
biaya yang sangat tinggi. Biaya pemeliharaan, atau biaya penyimpanan (carrying cost), biasanya dinyatakan
sebagai persentase biaya tahunan dari barang, dan biaya tersebut mencakup
faktor-faktor seperti kerusakan,pencurian, keusangan, pajak dan asuransi. Suatu
karakteristik pentik dri biaya pemeliharaan adalah kenyataan bahwa biaya itu
berbanding lurus dengan tingkat persediaan-semakin tinggi persediaan, semakin
tinggi biayanya.
*
Biaya
Pembelian
Perusahaan berusaha meminimumkan
biaya pemeliharaan dengan menjaga agar tingkat persediaannya rendah. Salah satu
cara untuk hal tersebut adaah mengecilkan pemesanan bahan baku. Hal ini akan
menjadi tujuan yang baik jika biaya yang lain tidak meningkat seiring dengan
penurunan kuantitas pesanan.
Biaya yang meningkat adalah biaya
pembelian, yang mencakup biaya yang terjadi saat material dipesan, waktu
pembelian, biaya telepon, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan, dan lain
sebagainya.
*
Kuantitas
Pesanan Ekonomis
Kuantitas pemesanan ekonomis
menyeimbangkan biaya pemeliharaan dan pembelian serta mengidentifikasikanbiaya
kombinasi rendah.
*
Kuantitas
Manufaktur Ekonomis
Kuantitas manufaktur ekonomis juga
disebut ukuran lot ekonomis. Kuantitas ini menyeimbangkan biaya menyimpan
persediaan biaya ketidakefisienan produksi. Kuantitas ini juga digunakan untuk
memesan pengisian kembali persediaan dari fungsi manufaktur perusahaan sendiri.
c) Subsistem
Kualitas
Subsistem kualitas adalah semua hal
yang berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun
pemilihan supplier. Fungsi dari sub sistem kualitas adalah mengukur kualitas
material saat material diubah. Banyak hal lain yang bukan unsur mutlak kualitas
namun perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses (Process Control),
Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik
produk jadi maupun material. Sub sistem kualitas mempunyai pendekatan khusus
untuk meningkatkan kualitas produksinya dengan menggunakan total quality
management (TQM) yaitu manajemen keseluruhan perusahaan sehingga perusahaan
unggul dalam semua dimensi produk dan jasa yang penting bagi semua pelanggan.
Keyakinan dasar yang melandasi TQM adalah :
o Kualitas ditentukan oleh
pelanggan dan manajemen yang digunakan
o Kualitas
dicapai oleh manajemen
o Kualitas
adalah seluruh tanggung jawab seluruh penghuni perusahaan
d) Subsistem
Biaya
Komponen biaya
termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan manufaktur secara
umum adalah mencapai keuntungan dari hasil penjualan produknya. Oleh karena
itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi
di dalamnya. Sub sistem biaya berfungsi untuk mengukur biaya yang terjadi
selama proses produksi terjadi. Unsur‐unsur pengendalian biaya ada dua yaitu
standar kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan rincian kegiatan saat
terjadinya proses produksi yang akurat.
3.3 Penggunaan Sistem Informasi Manufaktur oleh Manajer
Sistem Informasi manufaktur mulai digunakan
dalm penciptaan maupun dalam operasi sistem produksi fisik. Informasi
manufaktur ini digunakan oleh eksekutif perusahaan, manajer bagian manufaktur,
maupun manajer lainnya.
Penggunaan sistem informasi manufaktur
pada perusahaan, antara lain:
µ
Eksekutif perusahaan
Eksekutif
perusahaan menerima informasi dari subsistem output yang menjelaskan seluruh
operasi perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kinerja pekerja dalam
proses produksi dan hasil produksinya.
µ
Manajer bagian manufaktur
Manajer
bagian manufaktur menggunakan sistem informasi ini untuk keberlangsungan proses
produksi.
µ
Manajer bagian lain
Manajer
bagian lain seperti manajer pemasaran dan keuangan juga menggunakan output dari
sistem informasi mannufaktur ini. Pemasar merasa tertarik dengan aspek produksi
seperti biaya, kualitas, dan penyediaan karena faktor-faktor tersebut
mempengaruhi penjualan produk. Manajer
keuangan memiliki perhatian khusus pada subsistem persediaan karena digunakan
dalam menentukan investasi persediaan, dan subsistem produksi, karena digunakan
untuk membuat keputusan penting mengenai konstruksi atau perluasan pabrik.
Suatu
hal penting yang harus diingat adalah sistem informasi manufaktur menyediakan
informasi bagi para manajer di seluruh perusahaan.
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Daftar Pustaka
ü
http://www.google.comurlsa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&ved=0CCwQFjAB&url=http%3A%2F%2Ffarida.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F19800%2FSI%2BMANUFAKTUR.pdf&ei=oTyQUvuDKsnJrAfTu4DADA&usg=AFQjCNGTqiotKqq
ü
http://ivaninternisti.wordpress.com/sistem-informasi-manufaktur/
Langganan:
Komentar (Atom)

